Sabtu, 17 Januari 2015

Sosok Ibu Kunthi

Kunthi Talibrata
Seorang ibu mempersiapkan jiwa dan raganya agar indung telurnya dibuahi. Selanjutnya indung telur yang berubah menjadi sel induk dipelihara dalam rahim yang kokoh nan lembut untuk difasilitasi bagi perkembangan janin dan dibawa kemanapun juga selama sembilan bulan sepuluh hari. Setelah sang bayi lahir, diberinya sang anak makanan dari air susunya, diajarinya bicara dengan penuh kesabaran, bahkan terus menerus dido'akannya sampai akhir hayat dirinya. Demikianlah kasih seorang ibu.
Nama Dewi Kunti kecil bernama Pritha, bersaudara dengan Basudewa dan Ugrasena, akan tetapi kemudian dijadikan anak angkat oleh Prabu Kuntibhoja yang bijaksana. Dewi Kunti seorang putri berbudi pekerti luhur, berbakti kepada kedua orang tuanya, serta penuh kasih terhadap sesama. Pada suatu ketika, ada seorang pendeta bernama Resi Durwasa mengunjungi Prabu Kuntibhoja. Resi itu baru saja mengakhiri tapa bratanya dan datang ke istana untuk minta makan. Dewi Kunti menyediakan berbagai jenis makanan yang lezat bagi tamunya tersebut. Sang Resi Durwasa tersentuh oleh ketulusan sang puteri raja dan diberilah dia Mantra Aji Gineng, Aditya Hrdaya. Mantra tersebut dapat dipergunakan untuk mendatangkan Dewa, mendatangkan kekuatan Ilahi, semacam penemuan cara membuat bayi tabung saat ini. Anugerah mantra yang diberikan kepada Dewi Kunti tersebut nantinya akan menyelamatkan kelangsungan Dinasti Bharata.
Sebagai seorang remaja, keingintahuan Dewi Kunti teramat besar. Dewi Kunti ingin tahu keampuhan mantra yang dihadiahkan kepadanya. Dewi Kunti memperhatikan Sang Surya, dan dia paham bahwa semua makhluk di bumi hanya hidup berkat adanya Sang Surya. Tanpa adanya Sang Surya, semua makhluk di bumi ini akan punah. Dewi Kunti merapal mantra pemberian Resi Durwasa dan mengakses kekuatan matahari, dan dia kaget dengan hasilnya, ternyata rahimnya diberkahi seorang putra dari Sang Surya. Sebagai seorang ibu dadakan, Dewi Kunti berada dalam dilema, memilih menjaga nama baik kerajaan dan orang tuanya atau memelihara Sang Putra.
Atas petunjuk Hyang Widhi, bayi tersebut bisa dilahirkan semacam bedah sesar masa kini tanpa bekas, dan dikisahkan oleh para leluhur lahir melalui telinga. Dewi Kunti meletakkan bayinya di dalam keranjang, dilarung, dibiarkan mengikuti arus Sungai Gangga. Petunjuk selanjutnya didengarnya lewat hati nurani, ”Kau harus mempersiapkan mental dan syaraf-syarafmu, kau akan mengalami penderitaan yang luar biasa akibat tindakanmu. Akan tetapi kau tidak akan sendiri, kau akan ditemani putra-putramu dalam menyelesaikan hutang piutang karma. Sebuah grup karma dalam keluarga. Pakailah pikiran jernih! Bersama putra-putramu nanti kau akan dipandu salah seorang keponakanmu, yang menjadi titisan Batara Wisnu, sejatinya dia juga yang menjadi pikiran jernih dalam jiwamu……"
sumber: media seni budaya wayang Indonesia 
Melestarikan Seni Budaya Wayang Indonesia
Musik Jawa Favorit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar